Thursday, April 12, 2007
Mau Jadi...
"Kamu mau jadi apa nas?". Pertanyaan ini mulai terlontar ketika saya sedang ngobrol dengan teman via telepon antar qairo-indonesia.
Mendengar pertanyaan ini saya pun bingung untuk menjawab dan mulai bertanya pada diri sendiri
"iya ya, saya mau jadi apa nie?". Saya fikir lebih enak dirumah ongkang-ongkang kaki, punya duit banyak n bisa kemana-mana yaa itung-itung kan mumpung di luar negri.
tapi permasalahnnya gak sampai disini aja, karena kita pun akan pulang kembali ke tanah air kita, bangsa kita dan negara kita.sedangkan sudah sama-sama tahu bahwa negara kita sedang mengalami keterpurukan dimata masyarakat internasional, bahkan lebih parahnya lagi anak bangsa pun sudah bosan dengan ibu pertiwinya.
Coba aja kita lihat sendiri para
bapak-bapak negara kita, padahal udah dapat uang yang banyak dan halal
eh malah cari uang tambahan lewat cara haram. Hasil-hasil negeri yang melimpah malah di
oper ke luar negeri hanya untuk keperluan perutnya sendiri, padahal udah tahu
lho itu salah tapi kenapa bisa ya?.
Apalagi kalau kita lihat pemudanya, duuuh geleng-geleng kepala deh. Bagaimana enggak! pergaulan mereka sudah kelewat banget. Tidak ada lagi celah buat ngebedain antara laki-laki dan perempuan, katanya sie
"ajang gaul". Belum lagi acara dugemnya yang begitu meriah, yang kalau gak pakai
cimenk tuh gak seru katanya, ditambah lagi dengan kegiatan
sex bebas.
Melihat situasi dan keadaan di negara kita ini jadi kasihan ya? akhirnya pertanyaan yang tadi timbul deh
"kita mau jadi apa ya buat dihadiahkan kepada ibu pertiwi kita yang tercinta ini? padahal cantik lho!".
Jawabannya ada pada diri kita semua. Kok bisa? Iya, karena kita sebagai penerus dalam keluarga besar indonesia harus bisa memberikan sesuatu yang terbaik. Tapi dengan catatan yang memberikan itu adalah anak yang berbakti. Karena biasanya anak yang nakal bahkan sampai durhaka tidak bisa dan tidak akan pernah bisa untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga besarnya.
Maka sekali lagi, pertanyaannya adalah
"KITA MAU JADI APA UNTUK IBU PERTIWI KITA?"
posted by herry Talaohu
permalink
Thursday, April 5, 2007
FPI Segera Somasi Produk Pers Berbau Pornografi
akarta--RoL-- Front Pembela Islam atau FPI segera mengajukan somasi sejumlah media yang menyiarkan hal-hal yang dinilai mengandung pornografi.
"Kita menghormati putusan majelis hakim yang menolak dakwaan dan tuntutan jaksa penuntut umum. Untuk itu, kami akan menempuh jalan lain dengan mengajukan somasi terhadap media-media yang menyiarkan pornografi," kata pengacara FPI, Hidayat Imran usai sidang putusan Pemred Playboy Erwin Arnada di PN Jakarta Selatan, Kamis.
Erwin yang dituntut pidana dua tahun penjara itu dinilai "lolos" dari hukuman karena majelis hakim menilai dakwaan jaksa yang mengenakan pasal pidana dinilai tidak cukup karena tidak menyertakan UU No 40/1999 tentang Pers dalam pengadilan terhadap produk pers.
Menurut Hidayat, putusan itu merupakan putusan onslaag yang membenarkan adanya suatu perbuatan pidana namun kepada pelakunya tidak bisa diadili karena pengenaan undang-undang yang tidak tepat.
Erwin menjadi tersangka dan terdakwa dalam kasus pelanggaran kesusilaan karena pelaporan FPI ke Kepolisian. Dalam laporannya, FPI menyebutkan majalah Playboy Indonesia yang dipimpin Erwin dinilai sebagai produk barang cetakan yang meresahkan masyarakat dan dinilai bisa merusak moral bangsa.
"Somasi itu tidak hanya pada Playboy, tapi semua media yang porno, seperti Popular dan Maxim," kata dia memerinci media yang akan disomasi FPI pada bulan Mei mendatang. Selain mengajukan somasi, kata dia lagi, pihaknya juga telah melakukan aksi boikot dengan tidak membeli produk-produk pers yang dinilai mengandung pornografi.
Usai pembacaan putusan perkara terhadap Erwin Arnada, sekitar 100-an orang yang beratribut FPI dan FUI (Forum Umat Islam) tidak mengajukan protes maupun membuat keributan sebagaimana pada sidang-sidang terdahulu. Satu dua orang dari massa tersebut terdengar mengutarakan kekecewaannya namun tidak membuat aksi yang memerlukan penanganan 665 petugas keamanan yang telah disiagakan di PN Jakarta Selatan. Antarayto
posted by herry Talaohu
permalink